Quantcast
Channel: Fardelyn Hacky
Viewing all articles
Browse latest Browse all 137

Kartu Pos dari Madagaskar

$
0
0
Kartu Pos dari Madagaskar
Gambar hanya ilustrasi. Designed by Fardelyn Hacky 

Seorang tukang pos mengantar sebuah kartu poske rumahku beberapa waktu lalu. Dikirim oleh seorang teman yang saat ini berada jauh di benua Afrika. Namanya Haya Nufus (www.blog.hayanufus.com). Kartu pos tersebut sampai tepat sehari sebelum hari ulang tahunku, jadi aku anggap saja sebagai hadiah ulang tahunku. Perjalanan kartu pos ini sendiri memakan waktu lebih dari dua bulan, sejak dikirimkam temanku hingga sampai ke rumahku di Lambaro Angan. Lumayan lama ternyata.

Ya, temanku itu adalah seorang postcrosser. Aku tidak tahu apakah sejak dulu dia menjadi seorang postcrosser atau baru-baru ini saja. Yang mana saja, tidak masalah. Tetapi yang pasti, di mataku para postcrosser ini adalah orang-orang yang bahagia dan membagikan kebahagiaannya untuk orang lain. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang saling berkirim kartu pos ke postcrosserslain di seluruh dunia. Sebagian besar dari mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Hanya kartu pos yang menyatukan mereka. Ketika mendapati sebuah kartu pos dari seseorang, si penerima biasanya akan membalas lagi dengan mengirim kartu pos yang bercirikan tempat yang saat itu sedang didiaminya.  

Melakukan sesuatu secara sukarela untuk orang-orang yang bahkan tidak mereka kenal, dengan menggunakan  uang sendiri untuk beli prangko dan kartu pos, hunting ini itu, ini jelas bukan hobi dan pekerjaan yang menguntungkan, bahkan mungkin merugikan, jika mau hitung-hitungan. Tetapi, bagi mereka yang passion-nya memang di situ, mereka tentu tidak melihat ini sebagai sesuatu yang merugikan. Yang mereka miliki adalah kebahagiaan. Tentu saja bahagia namanya jika bisa melakukan sesuai sesuai passion. Dan bisa membuat orang lain bahagia adalah cara paling mudah untuk membahagiakan diri sendiri.  Seperti ketika baru-baru ini aku membaca tulisan seorang teman bernama Katerina (www.travelerien.com),  tentang rencananya melakukan travellingbersama teman-temannya sekaligus kopi darat, dan itu bukan hanya di satu tempat saja. Beliau bilang, setelah hitung-hitung, biaya travellingkopdar  tersebut ternyata menghabiskan cukup banyak dana. Tetapi buat Katerina yang sejak dulu aku tahu bahwa travellingadalah passion-nya, ini bukan sesuatu yang memberatkannya.

“Kalau dihitung-hitung sih iya, pasti besar. Tapi manfaatnya juga besar, mendatangkan kebahagiaan. Jadi apalah arti duit dibanding rasa bahagia ketemu teman-teman akrab.” Begitu tulisnya di blognya.
Life is not about making others happy.  Life is about sharing your happiness with others.
***
Kartu Pos dari Madagaskar
Kartu pos dari Haya Nufus
Sampainya kartu pos ini ke tempatku mengingatkan aku pada hobiku di dua puluh tahun lalu; korespondensi. Kantor pos adalah tempat yang paling sering aku datangi selain sekolah tentunya. Hampir setiap minggu tukang pos mengantarkan surat ke rumahku, dari sahabat pena di seluruh Indonesia. Aku sampai akrab dengan tukang pos karena seringnya dia mengantar surat ke rumahku dan seringnya aku ke kantor pos. Ditambah dengan kenyataan tukang pos-nya masih bujang saat itu, ganteng pula (ehem… :p), jadi wajarlah jika dia dekat dan suka bercanda dengan anak sekolahan sepertiku :D Sebenarnya, aku bukan seorang pengoleksi kartu pos. Kegiatanku yang lain yang berhubungan dengan pos selain korespondensi adalah filateli (koleksi perangko). Tetapi aku bukan filatelis garis keras. Koleksi perangko-ku hanyalah dari apa yang aku dapat dari sahabat-sahabat penaku saja. Seingatku, di masa-masa itu, aku tidak pernah berkirim kartu pos, tetapi aku pernah menerimanya dua atau tiga kali. Aku lebih memilih saling berkirim surat dan menulis surat panjang-panjang, ditambah curhat :D dibanding kartu pos.

Tetapi, sejak dulu aku selalu senang menerima apapun yang diantarkan tukang pos ke rumahku, termasuk kartu pos. Terakhir kali aku menerima kartu pos adalah dari Baltimore Amerika Serikat, tahun 2006. Dikirimkan oleh seorang teman yang sedang studi di sana. Sampai akhirnya aku menerima kartu pos dari Haya Nufus.

Di hari-hari ini, di mana internet telah menghubungkan orang-orang dengan cepat, menjadi media tempat orang-orang memberi kabar hanya dalam hitungan detik, maka kegiatan berkirim surat sudah ditinggalkan. Untuk apa berkirim surat dan menunggu berhari-hari jika e-mail telah memudahkan. Betul? :D

Itulah kenapa aku terharu menerima kartu pos yang dikirimkan oleh seorang teman yang jauh. Aku salut dengan semangat mereka melakoni hobi ini. Bisa saja misalnya mereka saling kirim electronic post card, tetapi mereka tidak melakukannya. Tidak seperti berkirim surat yang sudah berubah bentuk menjadi electronic mail, kegiatan postcrossing saat ini masih dilakukan melalui darat dan dalam bentuk nyata (bisa disentuh), bukan dalam bentuk maya. Ada tetapi tiada, tiada tetapi ada, begitulah kondisi dunia maya. Dulu, ketika aku menjadi pelakon korespondensi, ada sensasi tersendiri ketika menerima sebuah surat atau kartu pos. Ada rasa berdebar-debar saat memegangnya, walaupun isinya cuma bertanya kabar dan entah apa-apa cerita a la remaja :D. Kemudian dicium-cium dulu (maklum, sesama korespenden remaja jadi kertas suratnya wangi :D), dibuka dengan hati-hati (supaya kertas suratnya tidak rusak), lalu dibaca sambil senyam-senyum. Hal-hal demikian sudah jarang–jika tidak bisa dikatakan tidak pernah–dilakukan oleh orang-orang di masa kini, termasuk aku sebagai mantan pelakon korespondensi dulunya :D.

Aku teringat status seorang teman saat menjelang Idul Fitri tiga tahun lalu. Dia mengatakan dia merindukan saat-saat seperti dulu. Menjelang Idul Fitri, ragam bentuk kartu ucapan Idul Fitri diantarkan tukang pos ke rumahnya. Di masa-masa sekarang, kita masih menerima hal yang sama sebenarnya, tetapi dalam bentuk foto yang diunggah ke media sosial. Tidak bisa disentuh. Tidak lagi istimewa karena satu foto dengan tagging ramai-ramai. Betul? :D
***

Kartu pos ini dikirim dari Madagaskar, sebuah negeri yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya bahwa itu adalah nama sebuah negera :D


Sebelum ini, ketika mendengar nama Madagaskar, yang terpikirkan olehku adalah cuma sebuah judul film animasi; Madagascar, film yang bercerita tentang sekumpulan hewan yang hidup di Central Park Zoo.

Sampai aku mendengar kabar dari seorang teman (dulu kami satu kampus bahkan satu gerbong saat koass di rumah sakit) bahwa ia akan pindah ke Antananarivo mengikuti tugas suaminya yang berdinas di Kementerian Luar negeri.
Kartu Pos dari Madagaskar

Sekarang sudah Juni 2015. Tidak terasa sudah tiga tahun dia tinggal di sana.

Nama Madagaskar terdengar seksi, indah, dan eksotik. Pantaslah jika kemudian nama negara ini menjadi judul sebuah film besutan Hollywood.

Terima kasih Haya Nufus untuk kartu posnya yang manis. Mohon maaf aku tidak bisa mengirimkan kartu pos balasannya untukmu.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 137

Trending Articles


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


tagalog love Quotes – Tiwala Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


Tagalog Long Distance Relationship Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


“BAHAY KUBO HUGOT”


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.